Categories
KARYAKU

Kau Adalah Sumber Inspirasiku

Sore itu matahari sedang berpamitan untuk pulang, namun aku tetap berada di teras rumah terpaku menatap kepergian seseorang yang selama ini aku cintai. Kini ia harus pergi, pergi meninggalkan segalanya demi impian yang selama ini ia impikan. Ia akan pergi ke Australia demi membahagiakan kedua orang tuanya dan melanjutkan kuliah di universitas ternama. Akankah ini menjai akhir dari segalanya? Tiba     …  …  …  … …… …… tiba ia berbalik dan menatapku lekat dengan mata berkaca     …  …  …  … …… …… kaca

\”Sofi, kakak pergi dulu ya?    …  …  …  … … ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

\”iya kakak, tapi jangan lupa ade ya?    …  …  …  … … akupun menolak uluran tangannya mengingat aku dan dia hanyalah seorang yang selama ini sama     …  …  …  … …… …… sama memiliki rasa yang lebih istimewa.

\”Insya Allah, kakak akan selalu ingat denganmu    …  …  …  … … sambil mengambil sesuatu yang ada di dalam tasnya.

\”Sering     …  …  …  … …… …… sering kirim kontak lewat email ya    …  …  …  … … ucapku sambil menahan tangis

\”Iya de, tapi kamu harus jaga diri baik     …  …  …  … …… …… baik ya. Tunggu kakak 3 tahun lagi    …  …  …  … … sambil mengulurkan sebuah kotak kecil yang di lapisi dengan kertas kado berwarna hijau bermotif daun- daun.

\”apa ini kak?    …  …  …  … … ucapku penuh dengan tanda tanya.

\”sudah ambil saja, maaf hanya itu yang bisa kakak berikan    …  …  …  … …

\”terima kasih kak,       … … maaf ade belum bisa memberikan apa     …  …  …  … …… …… apa untuk kakak    …  …  …  … …

\”iya, tidak apa     …  …  …  … …… …… apa melihat dirimu bahagia saja kakak sudah senang. Itu adalah hadiah terindah yang pernah kau beri. Tetap tersenyum ya de, jangan mudah menangis. Tetaplah tersenyum, buatlah semua bahagia karenamu    …  …  …  … …

Tiba     …  …  …  … …… …… tiba terdengar suara klason mobil dari belakang. Kami pun tersadar bahwa sudah ada mobil yang sejak tadi menunggu. Kami hanya bisa saling membisu. Dan terdengar suara derap langkah seseorang yang akrab aku panggil tante atau lebih tepat ibunya kak fatah. Aku pun segera berjabat tangan dan memeluknya erat, anggap saja itu pelukan yang seharusnya aku berikan untuk kak Fatah namun aku harus ingat akan diriku. Diriku adalah seorang muslimah. Lama setelah aku berbincang dengan Tante Suci, merekapun berpamitan untuk pergi ke bandara. Saat itu pula aku di ajak untuk ikut bersama mereka. Aku pun segera menolak mengingat adanya les tambahan yang harus aku ikuti.

Akupun segera meminta mereka menunggu diriku yang akan berangkat menggunakan sepeda motor     …  …  …  …¹ ……Mio\’ yang kumiliki. Setelah aku siap berangkat, akupun meminta berada tepat di belakang mereka. Perjalanan terasa tak sempurna. Aku yang biasanya selalu berangkat les bersama dia kini harus rela berangkat sendiri menerjang banyaknya kendaraan. Akupun terus melamun hingga tanpa kusadari sedari tadi terdengar suara tanda message berdering dari hp yang berada di dalam jaketku.      … …  Sesegera mungkin aku mengambil dan ternyata itu adalah pesan dari kak fatah, belum sempat aku membacanya tiba     …  …  …  … …… …… tiba terdengar suara tabrakan mobil dan ledakan ban mobil tepat di depanku.

Akupun tersadar dan segera memberhentikan motor dengan rem depan dan hampir saja aku terjatuh. Namun segera kusadarkan diriku yang sedang lumbung ini. Aku pun turun dari motor dan menstarter motor tersebut di pinggir jalan. Aku berlari sambil terpincang     …  …  …  … …… …… pincang karena kakiku harus menahan motor yang hamper saja terjungkal. Tangis ku pun meledak saat harus melihat mobil yang di tumpangi keluarga kak Fatah menabrak pohon besar yang ada di pinggir jalan tersebut. Aku berlari dan segera meminta tolong kepada warga sekitar dan menelpon Rumah Sakit yang berada tidak jauh dari daerah tersebut.

Kini aku hanya bisa meneruskan pejuangan kak Fatah. Aku harus merelakkan semua keluarga kak Fatah pergi. Kini hanya tersisa mobil rusak dan rumah kosong yang sampai sekarang menjadi sebagian dari hartaku, karena ayah kak Fatah memintaku meminta menjaga semuanya saat di sisa nafas terkhir beliau. Kini aku dan keluargaku lah yan harus menjadi pengsuh pondok pesantren miliknya. Semua tempat yang dulu sering aku kunjungi bersama kak Fatah kini hanya tinggal kenangan. Aku harus merelakkan semuanya. Dan aku yakin di atas sana dia sedang tersenyum bahagia melihat kegigihanku meneruskan perjuangannya dulu. Tak lupa aku menanam banyak tumbuh- tumbuhan dan menjaga beberapa tanaman kesukaan kak Fatah. Aku ingat bahwa dia sangat menyukai warna hijau. Dia selalu bilang bahwa hijau adalah sumber inspirasinya. Untuk meminimalisirkan rasa rindu ini akupun meminta kepada ayahku agar kamar kak Fatah dan isinya tidak usah di ubah. Biarkan itu menjadi kamarku. Ruangan tersebut penuh dengan nuansa hijau. Aku pun membuka salah satu pintu lemari kak Fatah. Aku benar     …  …  …  … …… …… benar tercengang saat melihat album photo yang bersampulkan photoku. Aku segera membuka untuk menghilangkan rasa penasaran yang mengusik hatiku. It\’s Amazing! Ucapku dalam hati. Semua photo diriku sejak kecil hingga dewasa tersusun rapi di sana dan terdapat sebuah ukiran hati yang bertuliskan \”kau adalah sumber inspirasiku    …  …  …  … …. Tak terasa buliran air mata menetes dari pipiku. (tugas bahasa indonesia).

By azzahra

sedikit cuek.. tapi aslinya perhatian. banyak yang bilang cie galak.. hhe.. tapi kreatif.

5 replies on “Kau Adalah Sumber Inspirasiku”

Cerita yang cukup menyentuh. Bahkan jika itu benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata, pastinya kedekatan diantara dua tokoh diatas benar-benar terjalin sangat erat

mas nov: ea gak lah….
mas prad: gak kok deket.. hhe…
maba lulu n mas tiko: gak juga dan makasih…

Comments are closed.