Categories
tahukah kamu?

Parenting #1 Cerminan Diri!!

Sebagai anak kita tak pernah bisa memilih orang tua mana yang akan melahirkan dan membesarkan, begitu pula orang tua kita tak pernah bisa memilih anak sesuai yang dia inginkan. Tapi percayalah, anak yang kau didik 60% adalah cerminan dirimu wahai para orang tua, lalu sisanya adalah karakter dirinya masing masing.


Banyak anak yang akhirnya memilih untuk tidak ingin “menikah” karena masuk kedalam produk gagal orang tuanya. Berfikiran jika menikah adalah ketakutan terbesar. Terlihat aneh dan gak mungkin, tapi itu nyata. Menikah bagi anak yang selalu dalam tekanan (melihat orang tuanya sering berantem, orang tua yang menuntut dll) berdampak pada trauma besar di kehidupannya. Lantas, saat sang anak tak kunjung menikah apa orang tua segera bercermin atau malah menganggap anaknya sudah di atur, anak gak baik dan lainnya?. Padahal salah besar, anak malah sedang butuh fase fase orang tua bisa berbaur dan belajar mengerti kehidupannya, agar pelan tapi pasti sang anak paham bahwa yang di lihat dan diingatnya adalah kesalahan besar. Pendampingan ekstra sangat di butuhkan untuk anak tersebut, bukan malah semakin di anggap hina oleh orang tuanya sendiri.


Selanjutnya, saat sang anak ketika dirumah tidak seaktif diluar rumah. Atau ketika dirumah memilih untuk tidur sepanjang hari. Ini bukan karena mereka malas, mereka hanya sedang ingin kau sadar bahwa mereka tak nyaman. Eits, ini menurut saya dari sudut pandang anak jadi sebagai orang tua kalo baca jangan marah dulu. Pernah aku seharian mau bantu ini itu atau bahkan pengen aktif bikin karya ini itu tapi hasilnya ortu selalu bilang “ih kamu kerjain ini aja gak bener”, “Ih kamu masak aja berantakan”, “Ih kamu BLA BLA BLA” (padahal komentar itu bisa di tunggu dulu sampe semua pekerjaan selesei, karena semua anak punya cara sendiri untuk menyelesaikan sesuatu. Karena bisa jadi yang ortu komentari belum sepenuhnya karena pekerjaan selesei. Selanjutnya pas anak aktif di bilang, ‘”ih jadi anak nyanyi2 berisik tau”, “Ih kamu udah gendut jangan makan terus”, “Ih kamu video call terus apa untungnya”, “Ih kamu bikin video YouTube, apa untungnya”,  dan seterusnya (Fixed ketika sang anak berkali kali menjelaskan hasilnya nihil,akhirnya dia merasa tak punya ruang gerak dan akhirnya berfikir untuk melakukan hal sebaliknya).


Sebagai orang tua, seharusnya bisa belajar mengerti anaknya bukan hanya menuntut anaknya untuk mengerti mereka. Hati rasanya terbakar dan air mata tertahan saat keluar kata kata “Kami tidak pernah bisa memilih anak yang kami mau, jadi kalian harus belajar menerima kami” atau “kami disekolahkan tinggi tinggi, biaya mahal itu biar tau attitude dan nurut” atau kata “Murahan” “Brengsek” ah semuanya bikin air mata mau ngalir gitu aja. Anak mana yang tak sedih saat orang tuanya berstatement seperti itu. Sebagai anak, kami juga tak pernah bisa memilih orang tua mana yang lahir dan membesarkan kami. Tapi sebagai orang tua manapun di dunia ini, agar anak bisa nyaman mungkin bisa bantu dengarkan dan amati kami dengan baik. Mungkin yang menurut kau benar tidak untuk anakmu, atau malah sebaliknya.


Kami juga sebagai anak ingin sekali dicintai, kami ingin memberikan apapun yang terbaik kepada orang tua dan keluarga. Tak pernah ada anak yang bermaksud menyakiti/ melukai hati orang tuanya. Jika memang ada anak yang menyakiti/ melukai hati orang tuanya itu karena ada luka yang kau tancapkan di dalam hatinya. Perlu di ingat ada sebab ada akibat.
saya sendiri tak pernah lupa “Surga di telapak kaki ibu” dan kerja keras serta doa ayah ibu untukku. Untuk bisa menjadi anak yang “Qurotta A’yun” kami butuh dukungan mu duhai ayah ibu.
Kami tak ingin bertengkar, dendam atau bahkan emosi kepada kalian. Tapi mohon mengerti lah kami, kami juga ingin bisa hidup berdampingan. Kami ingin punya kehidupan yang baik hingga ajal menjemput.


Jika kau ingin kami menjadi pendiem bukan bentak kami, tapi berikan kami kasih sayang. Jika kau ingin kami menurut bukan marah pada kami, tapi bicarakan baik baik dari hati ke hati.
Cukup berikan kami cara terbaik untuk bisa sadar bahwa kau mencintai dengan tulus bukan keterpaksaan.
Sudut pandang seorang anak pasti tak sepenuhnya benar, tapi curahan hati seorang anak penting untuk kau dengar.
Salam Sayang untuk ortuku dan semua ortu di Dunia..