Categories
tahukah kamu?

Jangan Bohongi Hatimu!!

“Hati tak pernah bohong, hati tau dimana kau merasa nyaman dan menemukan tempat singgah terbaik. Meski hati seringkali salah, tapi sang Maha Penggerakan hati tak pernah main main memberikan setiap rasa”

“Jangan bohongi hatimu” ini kata yang sering muncul 2 tahun belakangan. Tapi sejujurnya buat aku, aku bukan berbohong aku hanya sedang belajar memanage dan berkamuflase agar hati tak sepenuhnya ku gunakan. Masih ku ingat beberapa tahun lalu pernah menggunakan hati dan akhirnya aku merasa sangat terlukai. Ku pikir semua yang dari hati selalu bikin kita siap sakit hati.
Masih teringat di benakku banyak perempuan menikah, lalu akhirnya hidup dengan kesedihan karena sudah memberikan hati sepenuhnya tapi sang suami tak begitu. Atau kisah lainnya yang nampak membuat aku percaya setiap rasa cinta seringkali ada luka yang mewarnai, jadi tak sepenuhnya cinta adalah kebahagiaan.

Baiklah, sampai kapan kita bohongi hati? Jawabannya ada pribadi masing masing. Rasa trauma tak berarti kamu harus menyesali dan membiarkan hidupmu terhenti. Melainkan merenungi, mengambil hikmah dan menjadi lebih baik. Sempat merasa rugi 2 tahun sudah meratapi kesedihan dan merasa orang paling terluka. Tanpa di sadari 2 tahun ini mungkin banyak orang yang ingin masuk ke hati, tapi pintu terus tertutup karena si empunya sedang bimbang.

Ada banyak tipe orang di dunia ini, dan setiap orang punya karakter, kisah, masalalu, rencana yang berbeda beda. Banyak orang yang setelah patah hati, bohongi hati dan bangkit menjadi pribadi baru karena sudah mengamati serta menemukan jati diri kembali. Ada pula orang yang hidupnya hancur karena patah hati dan merasa terpuruk, memilih untuk menjalani hidup alakadarnya hingga maut menjemput.

“Mengertilah dirimu dengan baik, lakukan yang kau yakini”

Categories
tahukah kamu?

Hilangkan Kecewamu!

“Pernah merasa kecewa sangat dalam hingga rasanya tak punya lagi kehidupan dan ingin menghentikan waktu seketika”

Kali ini dengan tegas saya bilang “Hilangkan Kecewamu” ini adalah bentuk perintah yang harus di segerakan. Pastinya saya bisa memberikan clear statement di atas setelah berulang kali aku merasakan dan melihat kekecewaan.
Baiklah saya mulai dari diri sendiri yang beberapa kali pernah merasakan.

Kecewa ini muncul karena kita memiliki ekspektasi yang tinggi. Karena kita dididik untuk selalu punya cita-cita dan bermimpi. Buat orang Ambisius seperti saya, saya sering menaruh ekspektasi tinggi dari mulai pendidikan, Karier, dan lainnya yang bersinggungan dengan kehidupan. Simple memang, kecewa itu karena kita banyak berharap. Nah, berharap ini kan pasti sama manusia, benda, hewan dan lainnya padahal mereka ini sudah ada yang menggerakkannya.

Beberapa hari ini saya kembali diajarkan untuk yakin dan Percaya semua ini sudah ada Allah maha pemilik takdir, maha pembolak balik hati manusia.
Contoh, kecewa karena kita harus di tinggalkan dengan orang yang kita cintai, sebut saja ada keluarga tercinta yang meninggal. Pasti kecewa ini akan berteman dengan kesedihan, amarah dan akhirnya bikin kita jadi lemah karena emosi yang merasuki hati.
Lalu selama hidup akan berapa banyak waktu habis dengan berharap dan kecewa yang pada akhirnya kamu lupa dengan ikhlas dan bersyukur?.
Jujur, saya sendiri pernah tenggelam pada rasa kecewa selama 2 Tahun lebih, rasanya ingin sudahi saja hidup karena merasa kecewa, sedih, terluka, marah dan tidak ingin melanjutkan hidup.
Tapi perenungan panjang ternyata bikin saya yakin, bahwa tidak pernah ada maksud Sang Pencipta menciptakan sebuah rasa kecuali untuk kita menemukan intisarinya.
Pelajaran berharga dari rasa sakit hati selama 2 tahun ini adalah, ikhlas dan menerima.
HILANGKAN KECEWAMU! BAHAGIA ADALAH PILIHAN?